percakapan seorang ulama dengan penghuni kubur






untuk menyebarkan ilmu, mengembangkan agama atau menghapalkan al Quran. Kehidupan di dunia ini tidak lebih dari sekedar mimpi saja.


Tidak dapat diketahui kapan kita akan meninggalkannya dan pergi ke tempat yang kekal. Apa-apa yang telah ditinggalkan untuk diri sendiri itu sajalah yang akan berfaedah selama-lamanya.


Kawan-kawan baik dan kaum kerabat akan menangisi kematian kita beberapa hari saja, setelah itu mereka akan melupakannya dan tenggelam dengan kesibukannya masing-masing.



Perkara yang akan mendatangkan faedah yang sebenarnya adalah apa yang telah kita simpan dalam kehidupan kita sendiri yang simpanannya tidak akan habis.


Karena modal tersebut akan selamat dan keuntungannya dapat diperoleh sampai hari kiamat Ketiga, anak saleh yang mendoákan orang tuanya yang telah meninggal.


Menjadikan anak-anak saleh adalah sedekah jaariah, karena selama anak saleh itu mengerjakan ámalan baik, pahalanya secara otomatis akan terus didapatkan.


Di samping itu anak saleh itu akan mendoákan orang tua-nya.

Dengan demikian semakin sempurnalah perbendaharaan yang telah kita bina untuk bekal kita

Di dalam kitab Raudhur Riyahin dituliskan satu kisah mengenai seorang wanita salehah bernama Bahitah. Dia adalah ahli ibadah.


Ketika ajal menjelang, ia menengadahkan kepalanya ke langit lalu berkata, "Wahai Dzat yang merupakan bekal perjalananku dan perbendaharaanku! Yang aku bertawakal kepada-Nya untuk kehidupan dan kematianku! Jangan hinakan aku pada saat kematianku ini dan jangan sunyikan aku di dalam kuburku



Setelah ia meninggal, anaknya secara rutin menziarahinya setiap hari Jumat membaca al Quran dan menyampaikan pahalanya serta mendoákan untuknya dan untuk semua ahli kubur di sana.


Suatu ketika anaknya itu bermimpi dalam mimpinya itu ia bertanya, "Wahai ibu, bagaimana keadaan ibu disana?" Ibunya menjawab, "Sakaratul maut adalah pedih sekali. Dengan limpahan rahim dan karunia Allah Swt. aku memperoleh kesenangan di alam kubur.



Permadani dari raihan (rumput yang wangi) telah dihamparkan dan bantalnya dari sutera tempat aku bersandar. Perlakuan seperti di dapatkan terus menerus hingga hari kiamat.


" Anaknya bertanya, "Bolehkah saya berkhidmat kepada ibu?" Ibunya menjawab, "Jangan tinggalkan keda tanganmu kepadaku dan jangan tinggalkan bacaan al Quran setiap hari Jumat.


Apabila kamu telah datang ke mari, semua penghuni kubur akan sangat senang dan mereka akan datang kepadaku dengan berita gembira Anakmu sudah ke mari.


 Kedatanganmu sangat menggembirakan aku dan mereka semua. Anaknya pun kemudian meneruskan ziarah seraya membaca al Quran setiap hari Jumat. Suatu ketika dia bermimpi, satu rombongan besar terdini dari laki-laki dan wanita datang menghampirinya.


Dia bertanya, "Siapakah kamu sekalian, dan apa tujuan kalian datang kepadaku?" Mereka menjawab, "Kami adalah para penghuni kubur di tanah kuburanmu. Kami datang untuk berterima kasih kepadamu. Kamu selalu datang ke tempat kami setiap hari Jumat dan berdoá untuk kami sekalian.



Amalanmu itu sangat menggembirakan kami semua. Kami minta agar ámalan itu diteruskan." Setelah itu si analk semakin mementingkan ámalan tersebut.


 Seorang ulama berkata bahwa seseorang telah bermimpi bahwa semua kuburan di sebidang tanah pekuburan telah terbuka dan para penghuninya keluar dari kubur dan segera memilih serta mengambil sesuatu dari bumi Tetapi satu seorang di antara mereka, terlihat tenang saja dan tidak memilih apa pun juga.


Orang yang bermimpi itu berkata,


"Saya pergi menghampirinya, memberi salam lalu bertanya, Siapakah mereka itu, dan apa yang telah mereka pilih.


' Dia menjawab, 'Mereka adalah para penghuni kubur di tanah pekuburan ini, mereka sedang mencari dan memilih keberkahan sedekah, doá, shalawat dan ámalan-ámalan lain yang telah disampaikan oleh orang-orang yang masih hidup di dunia.


Saya bertanya lagi, Mengapa engkau tidak ikut mencari dan memilih bersama mereka.


Dia menjawab, Aku tidak memerlukannya, sebab salah seorang dari anakku yang menjual Jalabiah (sejenis manisan yang mudah mencair di dalam mulut) di pasar, setiap hari membaca dan mengkhatamkan al Quran satu kali dan menyampaikan pahalanya kepadaku.


' Keesokan harinya saya pergi ke pasar tersebut Di sana saya menjumpai seorang pemuda yang menjual jalabiah dan bibirbergerak-gerak.


Saya bertanya kepadanya, Apakah yang sedang kamu bacakan?' Dia menjawab, Saya sedang membaca al Quran hingga khatam.


sebab setiap hari saya akan menyampaikan pahalanya kepada ruh ayah saya sebagai hadiah



"Setelah peristiwa ini berlalu, sekali lagi saya bermimpi.

Kali ini saya melihat semua penghuni kubur, termasuk orang yang telah mengobrol dengan saya dalam mimpi pertama tadi, bersegera untuk mencari dan memilih sesuatu dari bumi.

Saya merasa heran, keesokan harinya saya pergi ke pasar lagi, dan saya mendapatkan ternyata pemuda itu telah meninggal dunia." (Raudhur Riyahin)




baca juga percakapan ulama dengan penguni kubur yang bermuka muram






Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "percakapan seorang ulama dengan penghuni kubur"

Post a Comment