keutamaan membelanjakan harta di jalan Allah






ذَٰلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ ۛ فِيهِ ۛ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ


الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ

وَالَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ وَبِالْآخِرَةِ هُمْ يُوقِنُونَ

أُولَٰئِكَ عَلَىٰ هُدًى مِنْ رَبِّهِمْ ۖ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa, 


(yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka. 


dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat. 



Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung. 





Dalam ayat ini terdapat bebeerapa hal yang perlu diingat:

1. Petunjuk jalan bagi mereka yang takut kepada Allah. Sedangkan bagi mereka yang tidak takut kepada al Malik (pemilik segala kerajaan), tidak mengenal Allah sebagai Tuhan yang sebenarnya dan dia tidak tahu yang menciptakannya, maka jalan yang ditunjuki oleh al Quran ini tidak akan dapat menuntunnya. Barangsiapa mempunyai kemampuan untuk melihat, maka ia dapat melihat suatu jalan. Apabila tidak mempunyai mata, bagaimana mungkin dia dapat melihat. Begitulah, barangsiapa yang di dalam hatinya tidak memiliki perasaan takut kepada al Malik, maka dia tidak menghiraukan perintah-perintah al Malik

2. Mendirikan shalat maknanya adalah menunaikan shalat dengan menjaga segala syarat-syarat dan adab-adabnya serta menunaikannya dengan tertib dan penuh perhatian. Perihal ini telah dibicarakan dalam kitab Fadhilah Shalat. Telah diriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a. bahwa mendirikan shalat maksudnya adalah melakukan ruku dan sujud dengan cara yang benar dan khusyu serta iawadhu. Qatadah r.a. berkata bahwa mendirikan shalat adalah menjaga waktunya, menyempurnakan wudhu, menunaikan ruku dan sujud dengan cara yang benar.

3. Untuk dapat sampai kepada kejayaan falah) adalah satu perkara yang sangat tinggi. Di mana saja terdapat lafazh falah mafhumnya adalah kejayaan dalam dunia dan agama. Imam Raghib raha. menulis bahwa kejayaan (falah) di dunia adalah memperoleh sifat-sifat di mana kehidupan dunia menjadi sangat baik. Yaitu kelanggengan kekayaan dan kehormatan.

Kejayaan akhirat terdiri dari empat hal:
a. Kekal atau tidak berkesudahan
b. Kekayaan yang abadi dan tidak pernah miskin.
c. Kehormatan yang abadi tanpa ada kehinaan lagi.
d. Ilmu yang tidak ada kejahilan sedikitpun di dalamnya.

Apabila secara mutlak perkataan falah digunakan, maka di dalamnya terdapat dua kejayaan, yaitu dunia dan akhirat.




لَيْسَ الْبِرَّ أَنْ تُوَلُّوا وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلَٰكِنَّ الْبِرَّ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ 



الْآخِرِ وَالْمَلَائِكَةِ وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّينَ وَآتَى الْمَالَ عَلَىٰ حُبِّهِ ذَوِي الْقُرْبَىٰ وَالْيَتَامَىٰ 



وَالْمَسَاكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ وَالسَّائِلِينَ وَفِي الرِّقَابِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَالْمُوفُونَ 

بِعَهْدِهِمْ إِذَا عَاهَدُوا ۖ وَالصَّابِرِينَ فِي الْبَأْسَاءِ وَالضَّرَّاءِ وَحِينَ الْبَأْسِ ۗ أُولَٰئِكَ الَّذِينَ 

صَدَقُوا ۖ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ





Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa

(Al-Baqarah 177)
Keterangan:
Qatadah r.a. berkata bahwa orang-orang Yahudi melakukan sembahyang yang ke arah barat dan orang-orang Nasrani ke arah timur. Oleh karena itu ayat ini diturunkan. Beberapa penafsiran lain juga telah dikemukakan olehperawi-perawi yang lain. (Durrul Mantsur)

Imam Jashash ra. menulis bahwa dalam ayat di atas terdapat dalil bantahan terhadap Yahudi dan Nasrani ketika mereka menentang dialih kannya kiblat (dari Baitul Maqdis ke Ka bah), maka Allah Swi. menurunkan ayat ini yang menerangkan bahwa kebajikan itu ada dalam ketaatan kepada Allah. Tanpa menaati Allah, berkiblat ke timur atau barat adalah sia-sia belaka. (Ahkamul Quran)


Membelanjakan harta karena cinta kepada Allah, maksudnya pembelanjaan itu didasarkan karena hendak mendapatkan cinta dan keridhaan Allah, bukan untuk mencari nama besar atau kehormatan. Tujuan yang salah seperti itu dapat menyebabkan kebajikannya menjadi hancur bahkan dapat dipandang sebagai dosa. Walaupun dia telah membelanjakan hartanya, tetapi di sisi Allah tidak mendapatkan pahala, bahkan mendapatkan dosa. Rasulullah saw. bersabda bahwa Allah Swi. tidak melihat kepada rupa atau harta kita, tetapi Dia melihat kepada ámalan-ámalan kita dan galbu-qalbu kita (niat kita)


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "keutamaan membelanjakan harta di jalan Allah"

Post a Comment